Anak2 korang ada x penyakit ni??
Anak yang suka mengamok tak tentu pasal. Padahal layanan 1st class dah mumy bagi..tapi still juga penyakit tu ada..alahai lah anak...
Si kakak2 dulu takde pulak perangai camtu..ayu je..yelah anak perempuan kot...
Selepas sihat dari virus chicken pox, perangai Danish makin mengada2 & kuat sangat nak merajuk..ke dia cuba tunjuk perasaan sebab rindu dady dia...??
Apa itu Tantrum yang mumy faham:
Senario diatas merupakan suatu kejadian yang disebut sebagai "Temper
Tantrum" atau suatu emosi yang meledak-ledak sehingga tiada
kawalan diri. Tantrum bermaksud kemarahan secara tiba-tiba.
Temper Tantrum seringkali muncul pada anak usia 15 bulan ke 6 tahun.
ciri-ciri seperti:
1) Kanak-kanak tidak cukup tidur.
2) Emosi tidak tenteram (sering negatif).
3) Mudah marah dan mudah menangis.
Tantrum termanifestasi dalam berbagai perilaku. Berikut adalah
beberapa contoh perilaku Tantrum, mengikut peringkat usia:
Dibawah Usia 3 tahun
·Menangis
·Menggigit
·Memukul
·Menendang
·Menjerit
·Memekik-mekik
·Menghempaskan badan ke lantai
·Memukul-mukulkan tangannya
·Menahan nafas
·Menghentakkan kepala
·Melemparkan barang
·Menyangkung
·Memeluk tubuhnya
Usia 3-4 tahun
·Perilaku tersebut diatas
·Menghentakkan kaki
·Berteriak
·Meninju
·Membantingkan pintu
·Mengkritik
·Merengek
Usia 5 tahun keatas
·Perilaku-perilaku tersebut diatas
·Memaki hamun orang lain @ ibubapanya
·Menyumpah
·Memukul kakak @ adik @ kawan-kawannya
·Mengkritik diri sendiri
·Memecahkan barang dengan sengaja
·Mengancam
·Merungut
·Trauma @ fobia keatas sesuatu yang menekan emosi anak.
FAKTOR PENYEBAB TANTRUM
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Tantrum. Diantaranya
adalah seperti berikut:
1) Kehendak @ Keinginan Anak Di Halang
Setelah tidak berhasil meminta sesuatu yang tetap pada keinginannya,
maka sianak mudah saja melepaskan emosi tantrumnya yang bertujuan
mendesak ibubapanya agar memenuhi impiannya.
2) Ketidakmampuan anak mengungkapkan dengan perkataan
Kanak-kanak bawah usia 4 tahun memiliki keterbatasan bahasa. Amat
sukar sekali untuk mereka menterjemahkan keinginan mereka dalam
bentuk bahasa yang mudah untuk kita fahami. Oleh itu, kondisi mereka
yang masih tidak betah telah menekan emosi mereka menjadi kecewa dan
secara tidak langsung mewujudkan frustasi pada diri mereka dan
disampaikan dengan sikap tantrum.
3) Pergerakan yang Terhad
Kanak-kanak yang hyper-aktif sudah biasa dengan pergerakan yang
bebas tanpa kongkongan atau batasan. Sekiranya, ibubapa cuba
mengawal pergerakan atau hadkan kelakuannya menjadi sopan dan
bertertib, maka ini mewujudkan stress pada diri sianak. Untuk anak
melepaskan stress, maka wujudnya tantrum. Sebagai contoh; anak
hendak minum menggunakan gelas, ibu atau pengasuh tidak benarkan dan
menggantikan dengan cawan plastik; sianak masih bertegas dengan
keinginannya, maka telah wujud sifat amarah dalam dirinya dan untuk
dia melepaskannya dia akan bersikap tantrum agar kehendaknya
diperbolehkan.
4)Asuhan Ibubapa
1. Terlalu dimanjakan apabila semua keinginan dipenuhi dan tetiba
ada keinginannya yang lain tidak diikutkan.
2. Asuhan yang tidak konsisten tidak menerangkan yang mana baik
dan yang mana buruk (tiada penjelasan diberikan). Apabila anak
melakukan kesilapan dan secara tiba-tiba kita menegur dan menghukum,
maka inilah komplikasi yang timbul dengan wujudnya tantrum.
3. Ibubapa bertelagah pendapat yang mana baik @ buruk untuk sianak.
5) Anak merasa penat, lapar atau dalam keadaan sakit.
6) Anak sedang stress
Samada anak penat dengan bebanan tugasan sekolah, dan lain-lain atau
kerana merasa tidak aman (insecure).
7) Trauma @ Fobia
Anak disiksa atau pernah menyaksikan sesuatu yang ngeri atau
diperkosa sejak kecil. Trauma yang melanda dirinya menjadikan
emosinya tak tenteram. Kanak-kanak mengharapkan perlindungan yang
aman. Apabila itu terjadi, dia beranggapan bahawa ibubapa tidak
memberikan kasih sayang atau keamanan yang diharapkan. Maka dia akan
tantrum untuk melepaskan tekanan yang melanda emosinya. Tantrum ini
memakan masa untuk pulih dan akan terbawa sehingga dia dewasa.
BAGAIMANA UNTUK ATASI TANTRUM ANAK ?
Dalam buku "Tantrums Secret To Calming The Storm" oleh La Forge,
majoriti berpendapat bahawa tantrum adalah suatu perilaku yang masih
tergolong normal yang merupakan sebahagian dari proses perkembangan
atau tumbesaran kanak-kanak, suatu tempoh transformasi dalam
perkembangan emosi, kognitif dan fizikal sianak. Sebagai bahagian
dari proses perkembangan, episod tantrum pasti berakhir.
Beberapa hal positif yang biasa dilihat dari perilaku tantrum adalah
bahawa dengan tantrum anak ingin menunjukkan sikap independensinya,
ekspresikan individualitasinya, mengemukakan pendapatnya,
mengeluarkan rasa marah dan frustasi untuk menyampaikan maksud agar
orang dewasa mengerti dengan sikap negatif mereka.
Namun bukan bermakna bahawa tantrum harus digalakkan dan disemangati
(encourage). Jika ibubapa membiarkan Tantrum berkuasa (dengan
memperbolehkan anak mendapatkan apa yang dihajati setelah ia
Tantrum, seperti ilustrasi di atas), maka bererti ibubapa sudah
menyetujui dan memberi peluang pada anak untuk bertindak kasar dan
agresif (walhal sepatutnya ibubapa tidak harus menyetujui kehendak
anak).
Ibubapa harus membantah dengan tegas dan memberi penjelasan secara
logikal pada anak. Dengan bertindak tegas dalam menangkis Tantrum,
ibubapa juga berkesempatan untuk mengajar atau mendidik anak tentang
bagaimana caranya beraksi terhadap emosi-emosi yang normal (marah,
frustrasi, takut, jengkel, dll) secara wajar dan bagaimana bertindak
dengan cara yang tepat sehingga tidak menyakiti diri sendiri dan
orang lain ketika sedang merasakan emosi tersebut. Inilah yang
dikategorikan sebagai intelligent emotion yakni pamerkan emosi
dengan kaedah yang positif.
Ketika Tantrum Terjadi
Jika tantrum terjadi dan ibubapa tidak dapat mengawal situasi, maka
beberapa langkah patut diambil;
Memastikan situasi sekeliling Sekiranya sianak tantrum didepan
orang awam, bawa anak ke satu sudut yang jauh dari penglihatan awam
dan biarkan sianak melempiaskan emosinya disitu untuk seketika.
Ketika sianak tantrum, jauhkan darinya benda-benda yang boleh dia
capai (barang merbahaya) untuk elakkan dia dari tercedera atau orang
lain.
Ibubapa harus bersabar (berkeadaan tenang) Jaga emosi, mulut dan
tangan. Jangan sampai memukul dan berteriak-teriak marah pada anak.
Endahkan (ignore) ketika sianak tantrum Ketika sianak tantrum,
sebaiknya ibubapa jangan memujuk, bercakap, memberi nasihat,
berargumen dan seumpamanya yang bertujuan mengambil hati sianak.
Kerana ketika tantrum, perasaan amarah menguasai dirinya dan dia
tidak akan mendengar kata-kata nasihat dari ibubapanya. Jalan
terbaik ialah membiarkan sianak untuk seketika, biar dia lepaskan
kemarahan itu. Tantrum akan cepat berakhir sekiranya ibubapa tidak
campurtangan dengan memujuk atau paksaan atau kemarahan.
Jika sianak masih lagi tantrum Ibubapa hendaklah memeluk sianak
dengan dakapan kasih sayang. Akan tetapi ada ibubapa yang malu
dengan kerenah anaknya yang sedang tantrum. Maka moleknya ibubapa
hendaklah berada tidak jauh dari sianak dan bercakap dengan sianak
yang menunjukkan anda sayang padanya. Dengan kaedah itu, sianak
berasa aman dan tahu bahawa ibubapanya ada dan tidak menolak sikap
negatifnya.
Ketika Sianak Kembali Tenang
Saat Tantrum sianak sudah reda, seberapapun parahnya ledakan emosi
yang telah terjadi tersebut, janganlah diikuti dengan hukuman,
nasihat-nasihat, teguran, maupun sindiran. Juga jangan diberikan
hadiah apapun, dan anak tetap tidak boleh mendapatkan apa yang
diinginkan (jika Tantrum terjadi kerana menginginkan sesuatu).
Dengan tetap tidak memberikan apa yang diinginkan si anak, ibubapa
akan dapat melihat konsistensi dan anak akan belajar bahwa ia tidak
bisa memanipulasi ibubapanya.
Ingat, ibubapa hendaklah mendidik anak dengan mengajak anak
mendengar (nasihat) kata kita bukan mendengar katanya. Jika sejak
mula sudah terbiasa mengikut katanya, inilah kesan sampingan sika-
sikap negatif yang akan terdapat pada diri sianak.
Berikanlah belaian kasih sayang dan rasa aman Anda kepada anak. Ajak
anak, membaca buku atau bermain bersama. Tunjukkan kepada anak,
sekalipun ia telah berbuat salah, sebagai ibubapa Anda tetap
mengasihinya.
Setelah Tantrum berakhir, orangtua perlu mengevaluasi (selidiki
kembali) mengapa sampai terjadi Tantrum. Apakah benar-benar anak
yang berbuat salah atau ibubapa yang salah merespon
perbuatan/keinginan anak? Atau karena anak merasa frustrasi, lapar,
atau sakit? Fikir secara positif dan ini perlu, agar ibubapa bisa
mencegah Tantrum berikutnya.
Jika anak yang dianggap salah, ibubapa perlu berfikir untuk
mengajarkan kepada anak nilai-nilai atau cara-cara baru agar anak
tidak mengulangi kesalahannya. Kalau memang ingin mengajar dan
memberi nasihat, jangan dilakukan setelah Tantrum berakhir, tapi
lakukanlah ketika keadaan sedang tenang dan nyaman bagi ibubapa dan
anak.
Waktu yang tenang dan nyaman adalah ketika Tantrum belum dimulai,
bahkan ketika tidak ada tanda-tanda akan terjadi Tantrum. Saat
ibubapa dan anak sedang gembira, tidak merasa frustrasi, lelah dan
lapar merupakan saat yang ideal.
Dari uraian diatas dapat terlihat bahwa kalau ibubapa memiliki anak
yang "sulit" dan mudah menjadi Tantrum, tentu tidak adil jika
dikatakan sepenuhnya kesalahan ibubapa. Kebiasaann yang kita dengar
orang tua berkata, macam mana perangai ibubapanya maka itulah yang
menurun ke anak Namun harus diakui bahwa ibubapalah yang punya
peranan untuk membimbing anak dalam mengatur emosinya dan
mempermudah kehidupan anak agar Tantrum tidak terus-menerus meletup.
Beberapa saran diatas mungkin dapat berguna bagi anda terutama bagi
para ibu/bapa muda yang belum memiliki pengalaman mengasuh anak.
Selamat membaca..Semoga dapat membantu kaum ibubapa diluar sana..
Yelah mumy..Danish janji tak tantrum lagi..muka cam ada ku kesah..alahai anak..
Ya Allah, Kau jauhkanlah anak2 ku dari segala hasutan syaitan..Kau kuatlah iman ku utk menjaga Amanah mu ini..AMIN..
Oklah..
TaTa..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan